Chap. 6. Siapa Dia?

1036 Kata
Setelah suatu kebetulan yang nggak terelakkan, pada saat Langit menawarkan diri untuk mengajak Tisha pulang bersamanya, di saat itulah Samuel masuk ke dalam ruangan. Langit nampak kaget dengan adanya Samuel di rungan sepupunya. Seingatnya, Samuel ijin pulang ke tanah air karena Dirga menyuruh Samuel untuk bekerja lagi dengan pria paruh baya tersebut. Lalu kenapa pria ini ada di sini sekarang. “Apa yang sedang kau lakukan di sini, Sam? Bukannya Paman yang mengajakmu untuk kembali lagi padanya? Lantas kenapa ada di sini?” karena penasaran Langit langsung menanyakan suatu hal yang membuatnya bingung. Samuel yang dicecar berbagai pertanyaan dari sahabatnya, sekaligus mantan atasannya itu nampak bingung ingin mulai dari mana. Lantas ia hanya bisa menjawab, “Nanti akan aku jelaskan,” hanya itu lah yang bisa Samuel katakan. Sedang Langit menatap tajam ke arah Samuel. Seolah temannya itu meminta penjelasan secepatnya dari dirinya. Kemudian Samuel menganggukkan kepalanya. Kemudian pada akhirnya Tisha pulang dengan Langit. Karena wanita itu juga ingin bertemu dengan Yumna dan Ghani. Hidup dari kecil yang tidak mengetahui sanak keluarga ayahnya, dan baru di usia remaja ia dipertemukan dengan ayahnya dan sanak saudara ayahnya, membuat Tisha selalu ingin berdekatan dengan mereka. Apalagi mereka tinggal di Negara yang berbeda. Sedangkan Samuel pulang dengan mengemudikan mengemudikan mobilnya sendiri. Menjadi seorang bodyguard bukanlah hal yang baru baginya. Namun, kali ini kasusnya berbeda. Ia harus menjadi bodyguard seorang wanita yang selama ini belum pernah ia ambil. Susah dan ribet itu sudah pasti. Jika bisa memilih, maka Samuel lebih memilih ditugaskan di medan perang yang selalu berkutat dengan pistol, senapan dan sejenisnya. Karena akan dengan mudah ia kerjakan. Atau disuruh memberantas suatu organisasi yang terlibat dengan suatu kegiatan illegal. Tisha yang sangat merindukan Ghani, langsung saja berhambur ke bocah kecil tersebut. Bocah yang mempunyai tatapan dingin, namun hal itu justru membuatnya semakin menggemaskan dengan wajah tampannya tersebut. “Jangan deket-deket aku!” larang bocah kecil berusia lima tahun tersebut dengan begitu ketusnya. Hal itu semakin membuat Tisha ingin menggoda anak dari kakak sepupunya tersebut. “Apa kamu tidak merindukan Onty? Hmm?” tanya Tisha sembari mempermainkan pipi anak kecil tersebut. “Ghani marah sama Onty,” balas Ghani seraya memalingkan wajahnya dengan biir yang cemberut. Begitu menggemaskan di mata Tisha. Tangannya selalu tidak tahan untuk tidak mencubit pipi gembul tersebut. “Loh, loh … marah kenapa My Prince? Onty ada salah kah?” tanya Tisha yang kemudian menggendong tubuh Ghani dan bocah itu mengalungkan tangannya di leher Tisha. Memeluk wanita itu dengan begitu erat. Menyalurkan rasa rindunya kepada adik sepupu dari ayahnya tersebut. Sementara itu ada seorang yang datang dari arah belakang Tisha, tersenyum lembut kepada Tisha. “Dia itu rindu denganmu, Sha. Selalu saja nanyain kapan Onty datang,” ungkap wanita itu dengan tatapan teduhnya. Lalu menaruh tiga cangkir the di atas meja. Mendengar hal itu Tisha menatap bocah laki-laki tersebut yang semakin mengeratkan pelukannya kepada Tisha. Membuat Tisha tersenyum lalu membawa Ghani duduk bersama dirinya di samping Langit. “Maaf, My Prince. Onty belakangan ini sibuk dengan pekerjaan Onty. Jadi tidak bisa menemuimu,” ujar Tisha yang kemudian memebrikan sebuah mainan kesukaan bocah kecil tersebut. “Sebagai permintaan maaf Onty, Onty punya sesuatu untukmu,” Tisha mengeluarkan sebuah miniature salah satu tokoh yang ada di komik One Piece. Komik yang paling disukai bocah tersebut. “Bisa jelaskan kenapa ada Samuel di ruang kerjamu tadi?” tanya Langit kepada adik sepupunya tersebut. Rupanya pria ini masih merasa sangat penasaran kenapa bisa sahabatnya tersebut berada di kantornya Tisha. Karena menurut info yang dia dengar, Samuel bekerja pada Dirga kembali, yang artinya pasti pria itu mengurus organisasi milik Dirga yang sudah lama Langit tinggalkan dan diaserahkan kepada Franky, teman sekaligus orang kepercayaannya. Karena Langit tidak ingin menempatkan keluarganya dalam bahaya. Terlebih lagi anak semata wayangnya tersebut mengikuti jejaknya yang sangat suka sekali memainkan senjata api. Ditanya seperti itu oleh Langit, Tisha bingung mau menjawabnya seperti apa. Namun, jika dirinya tidak mau menjawabnya sekarang ini, pria yang kini duduk di sampingnya ini akan selalu mendapatkan jawaban apa yang ingin dia ketahui. “Ayah menjadikan Kak Samuel bodyguard Tisha, Kak,” jawab Tisha dengan nada suara yang lirih. Bahkan wanita itu menundukkan kepalanya karena merasa takut. Takut jika kakak sepupunya ini mengetahui perasaannya yang sesungguhnya kepada Samuel. Jika begitu maka jalannya akan susah untuk mendapatkan Samuel. Karena yang pasti Langit tidak akan mendukung dirinya. Pikir Tisha. "Hanya seorang bodyguard? Untukmu?" tanya Langit yang tidak mengerti jalan pikiran pamannya tersebut. Bagaimana bisa seorang Samuel, mantan tangan kanan dari Langit Bagaskara yang merupakan pemimpin Black Leon, dijadikan bodyguard untuk seorang wanita seperti Tisha? Lagian siapa yang berani mengusik wanita itu, semetara Tisha sendiri merupakan anak dari pendiri organisasi tersebut. "Apa kamu yakin?" Langit memastikan kembali apa yang telah sepupunya ungkapkan. "Yakinlah, Kak. Ayah sendiri yang meminta Kak Samuel pulang dan menyuruh untuk menjagaku. Lagian Ayah juga terlalu lebay banget," meskipun senang pertemuannya dengan Samuel sagat berkesan, namun Tisha menilai ayahnya terlalu berlebihan dalam menjaga dirinya. Langit nampak terdiam dan memikirkan apa rencana pamannya tersebut. Langit tahu betul seperti apa Dirga Bagaskara. Pria tua itu tidak akan begitu saja menyuruh Samuel untuk menjadi seorang bodyguard saja. Pasti ada niatan yang terselubung yang belum Langit ketahui. "Memangnya ada apa sih Mas? Jika Samuel jadi bodyguard nya Tisha? Kan malah bagus dia ada yang jaga." tanya Ayumna yang duduk di sebelah suaminya. Sementara Ghani kini berada di pangkuan Onty nya. Bocah kecil itu rupanya sangat merindukan Tisha. Hanya saja gengsi untuk mengungkapkannya. "Bukannya gitu, Sayang. Samuel sudah terbiasa di medan perang, tiba-tiba saja dia disuruh menjadi seorang bodyguard. Itu terlihat sangat aneh sekali. Apalagi di sini Paman Dirga hidup dengan tenang. Tidak ada musuh yang mengintai," ungkap Langut yang masih janggal dengan langkah pamannya tersebut. "Biarin sajalah Mas, yang penting Samuel juga betah di sini. Daripada di sana, dia akan keingat sama mantannya itu," ucap Ayumna yang kemudian menyesap tehnya. Sementara Tisha menajamkan telinganya. Pria dingin dan miskin ekspresi tersebut mempunyai mantan? Itu artinya dia sudah pernah menjalin kasih dengan seorang wanita? Namun kenapa sikapnya padaku seperti itu? Apa aku tidak memenuhi sebagaj kriteria wanita impiannya? Tisha berlarut dalam pikirannya sendiri yang tidak akan menemukan jawabannya jika tidak bertanya kepada orang yang tepat. "Memangnya Kak Sam punya kekasih, Kak?" tanya Tisha begitu penasaran. Sedangkan Langit memilih diam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN