BAB 46 : Declaration

2256 Kata

Lampu gantung di atas meja dapur menyala redup. Kafe sudah tutup sejak setengah jam lalu, tapi aroma espresso masih melekat di udara. Sharvani menyingsingkan lengan bajunya, duduk di bangku bar sambil membuka buku catatan inventaris. Tumpukan dus plastik kecil terletak di meja, berisi sisa bahan hari ini—stroberi segar, krim, bubuk matcha, dan dark chocolate batangan. Dia memindahkan satu per satu ke dalam kulkas, sambil mencatat jumlahnya di kolom stok malam. “Krim cair tinggal tiga botol, harus restok lusa,” gumamnya, menggigit ujung pulpen. Dia membuka pintu pendingin besar, lalu melirik rak paling bawah. Butter. Tepung. Keju mascarpone. Matanya berhenti pada satu toples kecil berisi vanilla pod, hanya tersisa dua batang. Dia menghela napas. “Kalau mau bikin tiramisu weekend ini, ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN