05 - Sialan!

1291 Kata
*Alfath pov Selesai bekerja aku berniat menghampiri Mikayla di dalam ruangannya, Tapi saat aku masuk kedalam ruangan tersebut sudah sepi, kurasa para karyawan sudah pulang karna ini sudah lewat jam pulang. Kumasuki gerbang rumahnya, kukeluarkan kunci yang kusimpan di dalam dompet. Kemarin aku mengambil kunci cadangannya secara diam-diam sehingga aku bisa membuka rumahnya ini. Pintu coklat itu terbuka, kulangkahkan kakiku masuk ke dalam dan kosong. Disana hanya ada barang-barang tanpa penghuni. Kulangkahkan semakin dalam memasuki rumah. Kubuka kamarnya, dan benar saja tidak ada siapa-siapa. Kamar mandi dan walk in closetnya sudah kosong. "Kurang ajar!" Teriakku frustasi. Jujur saja aku marah besar. Awas saja jika bertemu! Aku akan mengurungnya didalam kamarku, tidak akan membiarkannya keluar dan hanya akan menjadi penghangat ranjang! Kau sudah membuat emosiku tak terkendali Mikayla! Aku merogoh ponselku yang ada di dalam saku. Kutelepon mata-mata yang biasa kugunakan untuk menyelidiki seorang musuh ataupun pekerja yang kucurigai. Riko, bisa di bilang ia adalah tangan kanan yang bisa kuandalkan. "Riko! Kau selidiki gadis bernama Mikayla Shareen Agra! Temukan dia dalam waktu 3 hari. Laporkan secepatnya! Aku akan mengirimkan fotonya padamu." Teriakku terbawa emosi sehingga ikut melampiaskan kemarahan kepada Riko. "Baik bos, saya akan menginformasikannya secepat mungkin" Tut Kututup sambungan telfonku. Mikayla kau sudah membuatku berharap banyak malam ini. Kau mulai berani padaku! Kurenggangkan dasi yang melilit leherku dengan menatap foto mikayla di dalam kamarnya. Aku tersenyum sinis pada foto yang bertengger itu. "Kalau cara lembut tidak membuatmu menyerah. kau akan tahu siapa aku sebenarnya Mikayla!" Teriakku pada foto tersebut. Yah, aku gila hanya karna hal ini. ~~~ *Mikayla pov "Key kenapa kau bisa berhenti dari pekerjaanmu hmm? Dan tiba tiba menyeret kopermu dan pindah kemari?" Tanya mama yang kini duduk disampingku, menemaniku menonton televisi. "Aku hanya tidak betah ma, dan aku kesepian dirumah. Apa tidak boleh aku kembali kerumah?" Mama hanya tersenyum kearahku. "Mama malah senang, papa juga pasti senang Key. Mama hanya heran kamu tiba tiba pindah. Padahal mama dan papa sudah menyuruhmu berkali kali dan kau menolaknya ingat?" Aku memeluk mama yang ada disampingku. Menyandarkan kepalaku pada dadanya. Terasa sangat hangat dan aku merasa terlindungi. Jika aku tidak dalam bahaya aku tidak akan mau berada dirumah dan tetap akan hidup mandiri. Tapi kali ini aku membutuhkan perlindungan. Aku sangat takut pada pria iblis berwajah tampan Alfath Marc Xaviar. Jika saja aku tidak pindah mungkin malam ini aku akan menangis bertemu dengannya lagi. Aku masih ingat dia akan kerumahku malam ini dan akan berlaku seenaknya padaku. Enak saja! Dia fikir aku wanita bar yang mau diperlakukan seenaknya? Tidak perduli dia dari keluarga kaya dan memiliki wajah rupawan jika sikapnya sangat menyeramkan. Memikirkannya saja sudah membuatku merinding. "Papa dan Delisa tidak pulang ma?" Tanyaku karna sedari siang aku tidak melihat mereka berdua. "Adikmu menginap dirumah nenek sayang, kalau papa ada tugas diluar kota. Mungkin lusa akan pulang" jelas mama. Aku hanya manggut manggut mengerti. "Oh ya apa kau sudah punya kekasih?" Tanya mama. Tiba-tiba saja menanyakan hal itu, aku paham karna biasanya aku akan bercerita pada mama jika sedang menyukai seseorang. Dan sudah lama aku tak bercerita tentang siapa yang kusukai, mama pasti ingin mengawasiku dengan baik. "Aku punya seseorang yang kusukai, tapi dia belum menjadi kekasihku ma" balasku. Aku tersipu mengingat wajah dimas. Pria yang kukagumi diam diam. Dia adalah manager bagian keuangan di perusahaan Xaviar group. "Mama tidak akan mempermasalahkan status, tapi kalau papa kau tahu sendiri papa begitu mengidamkan seorang yang sederajat bahkan lebih dari kita. Akan lebih menyenangkan kalau kau bisa mendapatkan pengusaha sukses seperti Alfath Marc Xaviar itu." Deg "Mama kenal Alfath Marc Xaviar?" Tanyaku berusaha tidak gugup. "Siapa yang tidak kenal pewaris tunggal kaya itu sayang? Papa begitu ingin bekerja sama dengan perusahaannya. Tapi kau tahu sendiri itu tidak mungkin. Group Xaviar hanya menerima kerja sama dengan perusahaan besar asing." ucap mama antusias menjelaskan. Aku hanya diam tidak membalas ucapan mama. "Dia juga single, mama dengar dia tidak tertarik dengan wanita manapun. Jika saja dia tertarik pada putri mama ini" tambah mama. Kalau boleh jujur dia tertarik padaku ma. Bukan karena cinta, tapi karena alasan lain. Aku pindah karna aku menghindarinya. Kalau mama tahu dia sudah merenggut kebahagiaan putri sulung mama ini dengan keji apa mama akan tetap memujinya? Oh tuhan aku tidak mau mama tahu kalau aku sudah tidak suci karna ulah pria b******k itu. Aku tidak tahu apa salahku pada pria itu sehingga dia tega menarikku kedalam gudang kantor, mengikatku dengan jaket hitamnya dan menodaiku hingga aku tak sadarkan diri. Dia bahkan tidak perduli dengan rasa sakit yang menjalar pada tubuhku. - Flashback - *Author pov Mikayla lembur karna perusahaannya akan mengadakan event besar. Hanya tinggal dirinya yang ada di ruangannya yang berada dilantai 3. Direnggangkan otot ototnya karna pekerjaannya sudah selesai sepenuhnya. Buk Ia berjalan keluar dari ruangan tapi saat ia menutup pintu dan berbalik ia menabrak seorang pria mengenakan jaket hitam. Wajahnya sangat tampan. Key sempat memujinya. "Maaf.." ucap key tersenyum dan hendak pergi tapi tangannya ditahan oleh pria itu. "Mau bermain denganku?" Tanyanya dan sontak membuat mata key melebar sempurna. Ia tahu apa arti kata 'bermain' "Lepaskan!" Bentak mikayla karna pria yang tadi ia tabrak mengatakan hal kurang ajar. "Sayangnya kali ini aku tidak sabar untuk menunggu lagi. Aku ingin memilikimu seutuhnya." ucap pria bernama Alfath yang semakin erat mencengkram pergelangan tangan key. "Lepaskan ini sakit!" Ringis mikayla saat alfath menarik tangannya entah mau dibawa kemana dirinya. Alfath memasuki lift dan menekan tombol pada lift tersebut. Mikayla sangat ketakutan, untuk apa pria yang menariknya itu membawanya pada atap kantor yang hanya ada gudang disana? Pikirnya. "Lepaskan aku.. kau mau membawaku kemana?" Tanya Mikayla masih berusaha melepaskan tangan Alfath. "Membawamu ke duniaku sayang" balas Alfath dan ia tahu maksud Alfath apa. "Kumohon lepaskan aku.. aku akan lakukan apa saja tapi lepaskan aku" ucap mikayla tapi tak dijawab oleh Alfath. Ting Pintu lift terbuka, alfath menarik Mikayla keluar dan yang dilihat saat ini adalah pemandangan malam dari atas gedung. Sungguh indah, tapi bagai neraka untuk mikayla. Alfath masih menariknya menuju sebuah ruangan tua yang merupakan gudang perusahaan yang sudah tua tapi masih dipakai jika perlu. Ditendangnya pintu yang tergembok tersebut hingga terbuka lebar. Ketakutan Key semakin menjadi. Tangan dan kakinya bergetar hebat. Alfath menutup pintu tersebut dan menahannya dengan sebuah meja yang cukup berat. Ia menghempaskan tangan mikayla dan sontak membuat key berlari menjauh. Alfath berjalan santai mendekati tapi key tetap menjauh. Tangan key bergetar hebat, keringatnya juga keluar dengan deras. Apa ia akan kehilangan mahkotanya hari ini? "Kumohon jangan sakiti aku.. kumohon." Lirih key dengan suara bergetar. "Aku tidak akan menyakitimu key. Aku hampir gila berfantasi tentang dirimu yang tidak nyata" ucap Alfath memandang mikayla seperti seorang elang yang akan menerkam seekor kelinci. "Hiks lepaskan aku.. hiks kumohon.. aku... aku tidak tahu apa salahku padamu tapi maafkan aku hiks.. kumohon.." Mikayla semakin histeris melihat Alfath membuka jaketnya, disusul dengan kaosnya. Ia terlanjang d**a didepan kayla memamerkan tubuh kekarnya. Alfath menarik pinggang Key hingga tubuhnya kini semakin dekat. Key masih memelas menatap kedua mata Alfath tapi sang pemilik mata indah nan tajam itu seolah buta akan hasrat dan nafsunya untuk segera menerkam gadis yang berada didalam rengkuhannya. "Aku menginginkanmu key.. sungguh" bisik Alfath ditelinga key. Ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Key. "Jangan.." ringis key saat Alfath menggigit lehernya seperti vampire. "Tidak bisa." "Kenapa kau jahat padaku? Aku salah apa?" Tanya key manatap kedua mata Alfath. "Kau tidak salah, aku terlalu menginginkanmu" balas Alfath mengelus pipi Mikayla. "Lepaskan aku, aku tahu kau masih punya hati nurani. Aku bukan jalang, aku akan menyerahkan mahkotaku pada suamiku. Aku sudah menjaganya selama ini kumohon." Lirih mikayla. Ia masih berusaha membujuk pria tampan yang masih menahan tubuhnya. "Aku akan menjadi suamimu. Tenanglah." Balas Alfath dengan senyum tampannya. Tapi mikayla menggeleng keras. Ia tampak sangat ketakutan. "Aku membencimu.." lirih Mikayla. - To be continue -
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN