Dua Puluh Dua

1002 Kata

Dua manusia itu duduk berhadap-hadapan setelah dua jam dicecar oleh polisi. Wajah Siska tak terbaca, tak ada air mata, tak ada raut penyesalan, dia seakan seperti orang kebingunan. Bahkan saat jenazah Jeana dibawa ke rumah sakit, dia tak berkata apa-apa, tatapannya kosong dengan kaki yang terpaku ke tanah. "Minumlah!" Aldi menyodorkan air mineral pada Siska. Wanita itu menerima dengan tangan bergetar, bahkan dia tak berhasil memasukkan air ke mulutnya, air mineral itu, tumpah dan berceceran mengenai bajunya, bahkan Siska tak mengusap air yang telah tumpah di dagu dan turun membasahi bajunya. "Seharusnya Mas tak pergi," ucapnya dengan bibir bergetar. Aldi mengerutkan kening. "Kau ibunya, dia adalah tanggung jawabmu, kenapa kau menyalahkan ku?" "Apa Mas tak punya hati, ha? Walaupun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN