Cemburu?

1159 Kata
"Andin," sapa seseorang saat Andini keluar dari gedung sekolahnya. "Jojo ... kok ada disini?" tanya Andini yang kaget melihat calon adik iparnya yang gagal ada di depan matanya. "Mau jenguk temen di rumah sakit. Kamu ada waktu ga?" kata Jojo. "Waktu? Buat apa?" "Bantu milih parsel buah plus jenguknya sekalian. Aku males neeh sendirian." "Bisa sih, tapi aku harus ke rumah dulu balikin mobil. Apa kita bawa mobil sendiri-sendiri neeh?" tanya Andini memastikan. "Kaya orang berantem aja. Ke rumah kamu dulu deh ga papa." "Ok, ikutin aku ya." Andini menjalankan mobilnya menuju ke kosannya. Hari ini dia tidak barengan dengan Laras, karena Laras ada keperluan dengan lain. Jojo tetap mengikutinya dari belakang. Mobil Andini belok ke sebuah gang tempat kosannya berada. "Jo, kamu tunggu di sini bentar ya. Aku mau mandi dulu ama sholat asar sekalian," kata Andini saat melihat mobil jojo sudah parkir di depan kosannya. "Masjid di sini di mana, Din?" tanya Jojo sambil mengedarkan pandangannya. "Kamu jalan aja ke sana, nanti di depan tukang bensin itu ada musholla. Keliatan kok dari jalan mushollanya." Andini memberikan petunjuk arah. "Oh, ok aku ke sana dulu ya." Jojo berjalan menuju ke arah yang diberikan Andini sedangkan Andini masuk ke kosannya untuk mempersiapkan diri. Andini keluar kosan dengan membawa tas kecil. Dia melihat Jojo sudah duduk di ruang tamu kosannya sambil memainkan ponsel di tangannya. "Jo ... jadi jalan?" tanya Andini sambil tersenyum. "Eh, udah siap ya. Ayo lah keburu malem." Jojo bangkit dari duduknya dan membuka pintu mobil. Andini sedikit memutari mobil untuk masuk disisi yang lain. "Kita bawa apa ya enaknya ke rumah sakit?" tanya Jojo membuka percakapan mereka di dalam mobil. "Temenmu sakit apa emang?" tanya Andini mencoba memastikan. "Sakit melahirkan." "Melahirkan itu ga sakit Jo." "Sakit lah.Kan pas melahirkannya sakit kata mama," ucap Jojo sambil terkekeh. "Kita beli kado aja kalo melahirkan. Kita ke sana aja Jo," ucap Andini menunjukkan arah. Mereka tiba di toko perlengkapan bayi. Andini memilihkan hadiah yang dirasa cocok untuk kebutuhan bayi. "Jo, mau pilih yang mana?" tanya Andini sambil menunjukkan beberapa pilihannya. "Udah ga usah pake mikih segala. Mbak, ini tolong di bungkus kado semua ya," kata Jojo ke pelayan. Mereka segera menuju ke rumah sakit. Melangkahkan kaki bersama ke ruangan yang ditunjukkan Jojo. "Jo, tumben lu dateng," sapa seorang wanita di depan mereka yang masih terbaring di tempat tidur. "Udah lahiran aja lu. Anak ama laki lu mana?" tanya Jojo saat mereka sudah mendekati tempat tidur. "Anak gw lagi di ruang bayi. Laki gw lagi beli makan, bentar lagi balik kayanya. Siapa ni Jo? Cantik amat," sapa sang pasien. "Kakak ipar gw," jawab Jojo. Andini segera menoleh kaget ke arah Jojo. "Istrinya Niko?" "Masih calon sih. Oh ya, Din kenalin ini Nana sepupu gw. Anak adiknya mama." Andini memaksakan senyum ke Nana. Dia masih heran kenapa Jojo memperkenalkan dia sebagai kakak iparnya. Usai menjenguk saudara Jojo, mereka pun menuju ke sebuah rumah makan khas sunda. Mereka masuk bersama dan mengambil makanan yang disajikan secara buffet disana. "Nih ya gw kasih tau, makanan kesukaan Niko itu tuh ini. Ayam goreng, ikan asin peda, sambel leuncak ama sayur asem. Dua piring pasti abis dia," kata Jojo sambil dia mengambil makanannya sendiri. "Ikan dia ga suka?" tanya Andini. "Suka, tapi dipenyet ama terong pete gitu dia sukanya. Dia suka masakan rumahan. Lu bisa masak kan?" "Bisa, kalo cuma kaya gini doank mah gampang kali." "Mantap!" Mereka mencari tempat duduk untuk menikmati makanan yang ada di tangan mereka. Sebuah meja yang sudah terhidang teh hangat dan kunci mobil Jojo pun mereka tuju. "Kok kamu bilang aku kakak ipar sih? Kan perjodohanku dengan Niko udah selesai. Niko udah kembali ke pacarnya kan?" tanya Andini disela makan mereka. "Balik sih emang ke Laura. Tapi hatinya ada yang ketinggalan di sini," jawab Jojo sambil menyeruput teh tawarnya. "Maksudnya?" "Gw sangat mengenal kakak gw. Ya meskipun kami jarang akor dan jarang bareng, tapi gw kenal banget seperti apa dia. Dia tuh orang yang kegedean gengsi. Liat aja, pasti bentar lagi dia balik ke lu." "Jangan bilang gitu. Dia udah balik ama pacarnya. Dia pasti bakalan nikahin pacarnya." "Ga bakalan. Potong tangan gw kalo lu ga percaya. Niko tuh lagi ngingkarin hatinya yang udah suka ama lu. Udah deh, pokoknya lu tunggu aja, pasti bentar lagi kalian nikah. Lu juga suka kan ama dia?" "Mas Niko baik, siapa sih yang ga akan suka ama dia." "Tugas lu cuma satu. Buat dia ngakuin cintanya ke lu. Gw akan bantu kalian nikah, ok!!" ucap Jojo sambil tersenyum. Seperti mendapatkan angin segar, Andini tersenyum sendiri mendengarkan ucapan Jojo. Meski ada sedikit keraguan tentang kebenaran ucapan Jojo. Tapi dia juga ingin percaya kalau itu benar. Bagaimana pun juga, dia memang suka pada Niko. *** Niko pulang ke rumahnya. Hatinya masih panas saat tadi Jojo mengiriminya foto Andini. Dia ingin memastikan kalau Jojo berbohong kalau saat ini dia sedang bersama Andini "Jo ... Jojo ..., panggil Niko saat dia memasuki rumah. "Kamu kok teriak-teriak gitu kenapa sih. Papa lagi tidur itu loh," tegur Amira yang ada di ruang tengah. Niko menghempaskan badannya ke sofa, "Ma, Jojo mana?" tanya Niko ke mamanya. "Lagi ke Bandung. Nana melahirkan," jawab Amira sambil tetap melihat drama korea. "Nana? Sejak kapan Jojo perhatian ke Nana? Dia boong itu ma." "Boong gimana?" "Jojo ke Bandung buat nemuin Andini." Mama Amira menoleh dan melihat ke arah anaknya. "Trus emangnya kenapa kalo nemuin Andini? Kamu ga suka?" "Dih, ga ada hubungannya ama Niko ma. Tapi ngapain sih pake nemuin Andini segala." "Mama suka ama Andini. Papa juga. Ya ... kalo kamu ga mau ama Andini, ya biar Jojo aja yang nikahin dia. Kan yang penting Andini jadi mantu keluarga sini." "Mama apaan sih. Emang mama ga malu, abis gagal ama kakaknya trus turun ke adiknya. Apa kata temen-temen mama?" "Temen mama belum ada yang tau kok. Jadi aman kan, telfon Jojo ah ... apa bener dia lagi ama mantu mama." Amira mengambil ponselnya di meja. Dia segera mendial nomer Jojo. "Mama nyebelin ah," kata Niko sambil meninggalkan mamanya naik ke kamarnya. Niko mencoba merebahkan dirinya di kasur. Matanya menatap langit-langit kosong di atas kamarnya. Pikirannya jauh ke Bandung. "Apa bener, Jojo bakalan nikah ama Andini? Apa sekarang dia lagi PDKT ama Andini? Ah bodo ah, emang dia siapa gw," gerutu Niko sambil mencoba memejamkan matanya. Mata Niko memang terpejam, tapi tidak dengan pikirannya. Pikirannya sangat terganggu saat ini. Dia mengambil ponselnya, lalu membuka kembali foto Andini yang ada di ponselnya. "Apa dia secepat itu ngelupain gw?" kata Niko pelan. Tring Sebuah pesan masuk lagi di ponsel Niko. Pesan dari Jojo datang lagi. Niko terduduk saat melihat Jojo mengirimkan banyak foto Andini ke ponselnya. "Dia banyak banget makan, ceria banget dia malam ini." Bunyi pesan Jojo. Jojo melampirkan beberapa foto kebersamaannya dengan Andini. Tentu saja foto itu diambil Jojo secara candid. Tapi dari semua itu yang menarik adalah senyum Andini yang sangat tulis dan indah. Membuat hati Niko menghangat dan tersenyum sendiri. "b******k! Kenapa dia senyim secantik ini ke Jojo!" Niko mengamuk sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN