Andini masuk ke kamar kosnya. Dia mengambil ponselnya dan mendial nomer kepala sekolah. Andini keluar dari kamar kosnya untuk menemui Niko. Dia ingin keputusan yanh dia dapat. "Mas Niko maaf, kayanya aku ga bisa ikut, Mas. Aku ga dikasih ijin, karena ini terlalu mendadak," ucap Andini penuh sesal. "Ya udah, kirim surat resign kamu sekalian aja," jawab Niko seenaknya. "Loh kok pake surat resign segala sih mas." "Kamu mau ikut aku ga?" "Maaf mas, kita belum nikah. Tidak ada hak mas buat memaksa ke aku." Andini menatap tegas ke Niko. Dia tidak bisa dipaksakan dengan seenaknya oleh Niko. Niko menatap tajam ke mata Andini. Bagaimana mungkin orang yang tadi malam sangat baik tiba-tiba menolak keinginannya. "Maaf mas, bukan maksud aku menolak ajakan Mas Niko. Tapi kita belum menikah mas,