Niko pulang ke apartement Laura. Niko memang merindukan gadis yang selama 2 tahun ini bersamanya tapi bayangan Andini juga tidak bisa begitu saja dia tampik. "Sayank, makan yuk?" ajak Laura saat dia sudah selesai menata meja makan. "Oh iya makasih," ucap Niko. Niko berjalan ke arah meja makan. Dia mengukir senyum di bibirnya saat Laura melayaninya makan. "Makan sayank," kata Laura. "Makasih." Niko mulai memasukkan nasi ke makanannya, tidak ada yang salah dengan rasa makanannya. Laura juga tidak ada yang aneh, tapi hati Niko tidak tenang. Hatinya seperti sedang risau dan sangat cemas. Raut wajah Niko juga tidak enak saat ini. "Nik, kenapa?" tanya Laura. "Hmm ga papa kok," ucap Niko sedikit menyembunyikan keresahan hatinya. "Kamu sakit? Atau ada yang belum beres di kantor?" "Hmm mu