HUTAN GOLDENWOOD Irukandji membuka matanya perlahan. Pandangannya terasa kabur dan panas. Mahkluk itu mencoba menelan ludah namun mulutnya yang kering sepertinya tidak menghasilkan sedikitpun air liur untuk nya di telan. “Aa..air…” desisnya sambil mengangkat tangannya dan mencoba bangkit. “Hei hei! Jangan banyak bergerak. Tenanglah. Ini minumlah.” Ricon muncul sambil menyodorkan kantung kulit berisi air ke bibir mahkluk itu. Merasakan ada sesuatu yang basah tertuang ke bibirnya, Irukandji langsung meraih kantung air dari tangan Ricon dan tanpa buang waktu, menenggaknya hingga habis. Begitu merasa baikan, barulah ia menyadari bahwa dirinya sedang terduduk bersandar pada sebuah pohon yang besar. Ingatannya akan mahkluk berkaki laba-laba pun kembali. Mactan! Ia menoleh ke arah bahu k