Lanjutan... Ia meraih mantel dari pundaknya dan menggelarnya diatas tanah. Begitu tikar dadakan sudah terpasang, Aelina menidurkan tubuhnya terlentang keatasnya, dan dengan lutut tertekuk membuka pahanya ke samping. “Puaskan aku, Tobias…” desah Aelina setengah memerintah. Tanpa menunggu ajakan kedua kalinya, Tobias langsung merangkak menaiki tubuh Aelina. Bibirnya dengan kasar melumat leher wanita itu dan menghujaninya dengan ciuman demi ciuman. Jilatan dari lidahnya Tobias, mengelus ceruk di tenggorokan Aelina terus turun hingga tiba ke ujung payu-daranya. Tobias menjulurkan tangan kanannya ke bawah, mencari celah diantara paha Aelina yang rupanya sudah sangat basah. Bukan dari air sungai yang dingin, tapi dari cairan yang berasal dari dalam tubuh wanita itu. Tobias menggerakkan je