[Aku izin ke rumah ibu. Makan malam sudah aku siapkan. Mungkin aku akan pulang besok pagi habis subuh] Sepasang mata Sultan memicing membaca satu pesan yang baru masuk dari Kansa. Pria itu menekan-nekan layar ponsel beberapa saat sebelum kemudian meletakkan benda penghubung tersebut ke atas meja. “Sampai di mana tadi kita?” “Undangan ke Belanda, Pak,” jawab sekretaris Sultan. “Minggu depan.” “Ya sudah. Atur saja. Aku akan berangkat.” “Sendiri atau bareng sama kak Nabila? Sultan menekan katupan rahangnya mendengar nama Nabila disebut. Benar-benar sialan. Kapan dia bisa lepas dari nama itu? Satu tahun akan terasa seperti seumur hidup. “Pak …,” panggil Indah melihat sang bos malah terdiam dengan tatapan kosong. Suara Indah membuat Sultan mengerdip. Lamunannya buyar. Mendapati tatapan