"Assalamu'alaikum, Vi. Kamu di mana? Kata Ibu lagi ada urusan ke luar kota. Aku di toko ini, pesan kue untuk acara pengajian di rumah Ibuku." "Wa'alaikumsalam. Iya, aku sama Mas Ilham lagi ada urusan sebentar." "Kenapa suaramu serak?" Aku menarik napas sebelum bicara. Kemudian kuceritakan semuanya. Aku butuh teman berbagi, untung Miya menghubungi di waktu yang tepat. "Bersabarlah, itu ujian untuk kalian. Jika kamu bisa memegang komitmen dan bertahan, kelak kamu akan merasakan kemenangan itu." "Miya, apa hatiku akan sekuat itu?" "Siapa bilang kamu enggak kuat. Flashback untuk mengingat apa yang kamu lakukan sejak tahu hubungan antara Mas Ilham dan Nura selama empat tahun itu. Kamu bisa bertahan, 'kan? Bahkan di saat dia ingin kembali, kamu masih bisa memberikan kesempatan. Kamu hebat,