Zivaa berusaha semampunya untuk memuaskan Shaka, karena dia benar-benar awam dalam hal vulgar seperti ini. "Ya, begitu, Sayang!" desah Shaka dengan mata terpejam, dia senang Zivaa bisa belajar dengan cepat. Zivaa mendesis seperti orang kepedasan, hasrat liarnya kembali bangkit karena permainannya sendiri. Instingnya pun mengambil alih! "AH!" Shaka menggeram mengerang nikmat merasakan kuluman hangat di kejantanannya, tangannya reflek meraih rambut Zivaa yang tergerai menutupi adegan erotis di bawah sana. "Cantik sekali!" desah Shaka dengan suara tersendat-sendat merasakan kenikmatan. Zivaa sepenuhnya menikmati kegiatannya, tanpa ragu lagi membelai dan sesekali memasukkan benda basah itu ke dalam mulutnya, membuat Shaka semakin meracau meminta lebih. "Lebih dalam, Sayang!" erangnya m