Jam mata kuliah pun berakhir, Shaka lebih dahulu keluar kelas tanpa menatap Zivaa tapi dia masih sempat membalas senyum seorang mahasiswi yang membuat seketika darah Zivaa mendidih karena cemburu. Cepat-cepat dia merapihkan semua bukunya dan memasukan laptopnya ke dalam tas, mengejar Shaka dan membuat perhitungan dengan sang dosen karena sudah berani membuatnya cemburu. Setibanya Zivaa di ruang kerja pria itu, ternyata dia tidak ada. Ruangannya kosong, hanya ada tumpukan skripsi yang masih bentuk lemmbaran kertas yang di klip di atas meja kerjanya. Aroma parfum pria itu bahkan masih menyeruak di dalam. "Heum, kemana dia?" gumam Zivaa sambil merogoh tasnya mencari ponsel. Sebuah pesan masuk. [Aku tunggu di parkiran.] Zivaa mencebikkan bibirnya. Ini bukan pertama kalinya sang dosen ber