"Tidak mungkin. Bagaimana bisa ponselnya Om Kenz ada di Tuan Arthur?" Gumam Ara dalam hati, dengan wajah yang sudah dipenuhi oleh keringat ketakutan. Dalam hati Ara, Ara berharap semoga ayah Kenz tidak mengenali dirinya, dan tidak melacak nomor ponselnya. Ara kembali meraih ponselnya, dan ternyata panggilan masih tersambung. Ara mendekatkan ponselnya pada telinganya, namun Ara sudah tidak mendengar suara tuan Arthur lagi. "Aku tahu, kamu masih ada disana. Ada apa kamu menghubungiku, kalau kamu tidak memiliki keperluan penting, tidak perlu menggangguku." Ujar Kenz dengan nada dinginnya, membuat Ara yang mendengarnya langsung membuka suara sebelum kemarahan Kenz bertambah. "Om, a-aku, aku ingin bertemu!" Ujar Ara cepat dengan nada terbata. "Katakan saja apa perlunya." Titah Kenz dengan n