Sena segera memesan nasi box. Ia berjalan cepat agar tidak ada yang mengenalinya. Sena menutupi wajahnya dengan kacamata hitam dan topi serta syal yang hampir menutup dagunya. Dua nasi box ia pesankan. Agar Mang Joko tidak curiga. Sena menajamkan pendengarannya. Ah, sial! Kenapa mereka bicara dengan suara pelan sekali? Hingga Sena tak dapat mendengar apa yang mereka ucapkan. Hanya saja, dari gestur tubuh keduanya, Sena menebak mereka nampak sedang berselisih faham. Entah apa itu. "Wajah gadis itu seperti aktris ya? Apa aku salah lihat?" Suara seseorang membuat Sena sedikit khawatir. Orang-orang itu mulai mengenalinya. Jika ia terlalu berlama-lama, semua akan kacau. Sena segera keluar dan masuk ke dalam mobil. "Jalan, Mang!" ucapnya sambil menepuk bahu Mang Joko yang ketiduran di bela