Mereka berdua mengatur nafas. Jo menatap mata Sena lekat. Ya, ya, ya. Jo mungkin sudah gila jika saat ini rasanya ia sangat menginginkan gadis di pangkuannya. Seluruh sarafnya meronta mendamba wangi Sena yang amat ia rindukan. Bukan Sena namanya jika mudah larut dalam suasana. Setelah apa yang dilakukan Jo beberapa detik lalu, Sena langsung bangkit dan melepaskan pelukan Jo. "Gue balik!" ucap Sena tanpa melihat Jo lagi. "Tunggu!" Sena berhenti. Matanya terpejam. Apa pria di belakangnya itu tidak tahu, jika saat ini, Sena sedang berjuang untuk meredam semua gejolak itu. "Lo udah aman. Jadi gue balik sekarang," jawab Sena tanpa melirik ke belakang. "Jangan pergi!" "Gue harus, Jo!" "Gue bilang, lo jangan pergi, Sena!" "Ti- HEY!!" Secepat kilat Jo menarik tangan Sena dan membuat