Dua Puluh Lima

1690 Kata

Empat orang yang sedang sarapan pagi di meja makan kediaman Abimanyu itu masih saling diam. Jika Jo dan kedua orang tuanya sibuk dengan menu sarapan istimewa dari koki keluarga mereka, maka Sena malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Lezatnya makanan yang dikunyah mulutnya seolah hilang. Kalah oleh rasa penasaran yang memenuhi kepalanya dari sejak ia bangun. Bagaimana mungkin Abimanyu dan Renata yang jelas dari awal sangat tidak menyetujui hubungannya dengan putra tunggal mereka, sekarang malah mengajaknya sarapan bersama dengan... yah, penyambutan yang cukup hangat. Sena masih menerka-nerka. Apa ini karena ia berhasil membawa pulang Jo semalam? Semacam upah? Jadi mereka bersikap baik dan menerimanya? Ah, atau jangan-jangan karena posisi tidur mereka tadi pagi yang mengakibatkan salah f

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN