"Sekarang, semua tergantung sama lo, Sen." Sena diam. Jo benar. Muara permainan ini kuncinya adalah dirinya. Terlepas entah apa maksud orang tua Jo melakukan itu semua, Sena yang paling terakhir menentukan permainan ini. "Gue ... gak tahu." "Kenapa lo gak tahu, Sen? Lihat gue, Sena!" Jo menangkup kedua pipi Sena. Menatap gadis itu jauh ke dalam hatinya. "Apaan sih, Jo?" Sena memalingkan wajahnya ke arah lain. "Lo suka kan sama gue?" Sena lagi-lagi hanya diam. Ia benar-benar bingung. Ya, ya, Sena akui, getaran itu memang ada. Tapi, bagaimana dengan Ega? Bukankah selama ini Sena menunggu pria itu? "Gue perlu waktu untuk merenungkan ini semua, Jo." Jo menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Lo masih nunggu pria itu?" tanya Jo pelan. "Jo, gue minta maaf, gue ..." "Sst