Empat Puluh Sembilan

1974 Kata

"Ada apa?" tanya Hans dengan tatapan penasaran. Begitu juga dengan Pram. Pria itu menatap Sena dengan tatapan menyelidik. Dari pengalaman menangani berbagai kasus, dilihat dari ekspresi yang Sena tunjukkan setelah menerima telepon, pasti terjadi sesuatu yang cukup penting. Namun Sena sudah menduganya. "Ega berhasil kabur," ucap Sena pelan sambil menelan ludahnya yang terasa seret. Bukan Ega yang ia takutkan. Tapi justru orang yang ada di belakang Ega. Sena yakin, orang itu pasti punya motif lain yang Sena belum tahu. Teka-teki yang belum berhasil ia pecahkan. "Apa kamu sudah menduga sebelumnya?" tanya Pram. Sena menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, "Ya, aku sudah menduganya. Dan ucapan pria itu bukan hanya omong kosong." "Berarti bidikan utama kita bukan Ega. Orang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN