Lima Puluh Sembilan

2101 Kata

"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Kak? Apa harus lapor polisi?" tanya Diwan saat melihat Sena menangis dalam diam. Terlihat kilat amarah di kedua sorot matanya. "Tidak perlu," desis Sena. Tangannya mengepal kuat. Ia lalu bangkit dan masuk ke kamarnya. Diwan menghela nafas panjang, ia bingung harus bagaimana. Jika lapor polisi tidak diperlukan, lalu bagaimana mereka berdua menghadapi komplotan itu? Diwan juga sangat terkejut. Ternyata dugaannya selama ini benar. Sena menyimpan rahasia besar darinya. Inilah rahasia itu. Bukan hanya besar, tapi sangat berbahaya. Sebenarnya siapa orang-orang itu? Diwan benar-benar tidak mengerti. Kakaknya juga masih diliputi amarah dan kesedihan. Rasanya bertanya lagi juga sungkan. Selang lima belas menit, Sena keluar dari kamarnya dengan jaket kulit d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN