Dua Puluh Sembilan

1245 Kata

"Kenapa ke toiletnya lama sekali?" tanya Deswita sambil menggerutu pelan. Sena dan Renata saling melempar pandangan. Lalu keduanya tersenyum. "Aku tadi sekalian lihat-lihat ruangan rumahnya Sena. Ya kan, Sen?" Sena yang lagi mikir tentang 3 bulan bertunangan seketika sedikit terkejut, "Apa? Ah, iya. Nyonya tadi melihat ruangan di belakang." "Sini duduk dulu!" perintah Deswita. Meski agak ragu, Sena menghampiri nenek tua itu. "Barangkali kamu belum kenal, saya ini Omanya Jonathan. Nama saya Deswita," ucap Deswita sambil tersenyum. "Ah, iya. Senang bertemu dengan Anda, Nek," jawab Sena sambil tersenyum kikuk. "Eits, jangan panggil Nenek!" Sena melongo, "Ha? Oh, maksud saya ... Nyonya Deswita," ralat Sena. Mungkin nenek tua ini tersinggung dipanggil nenek. Secara kan dirinya orang l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN