“Ali!” tegur Auliya geram. “Apa yang kau ajarkan pada anakku?! Mengajari anakku berbohong?” Ali mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan. “Ami, jangan marah dulu. Sumpah, aku nggak bermaksud buruk. Aku cuma… aku nggak suka ada lelaki lain yang datang ke rumah kita. Apalagi bicarain soal pernikahan denganmu.” Auliya menyilangkan tangan di d**a, wajahnya dingin dan penuh jarak. “Apa urusannya denganmu? Ini rumahku. Hidupku. Aku yang bertanggung jawab penuh atas diriku sendiri dan Alia.” Ali melangkah maju, kemudian menarik tangan Auliya dengan lembut. Ia membawanya ke ruang tamu, lalu mendudukkannya di sofa. “Ami, tolong dengar dulu. Kita ini masih suami istri. Aku nggak pernah menceraikanmu. Aku menelantarkanmu, iya. Aku marah, iya. Tapi aku nggak pernah bilang kata talak! Aku ng