“Saya terima nikah dan kawinnya Amira Auliya binti Jono dengan mas kawin uang tunai sebesar 5 juta rupiah dibayar tunai.” Suara lantang Ali menggema di seluruh ruang ICU. Auliya meneteskan air mata, begitu pula dengan semua yang hadir di ruangan itu. Bahkan Salma, yang berusaha menahan rasa sakit, tak mampu lagi menahan tangisnya. Butiran air mata jatuh dari sudut matanya yang sayu. Ali segera berbalik. Ia menatap Amira—wanita yang dulu pernah terlepas karena keadaan. Kini, wanita itu kembali menjadi istrinya, dalam ikatan yang suci dan direstui oleh semua. Perlahan, ia menghampiri Auliya dan mencium keningnya penuh kasih. “Terima kasih... sudah kembali,” bisik Ali lirih. Auliya mencium tangan Ali dengan takzim dan mengangguk kecil. “Dan kali ini, aku tidak akan pergi lagi…” Ali lalu