Bab 114

1044 Kata

Tetua desa itu kembali bersuara. “Maaf, Tuan. Malam ini juga kami minta agar mereka berdua segera dinikahkan. Jika dibiarkan begitu saja, nanti pasangan lain akan meniru dan menganggap enteng hukum adat kami!” Ali tak bisa berkata apa-apa lagi. “Baiklah, segera kita siapkan penghulu.” “Abi…” suara Alia tercekat. “Alia, percaya Abi. Ini demi kebaikanmu." Ali mengusap punggung putrinya berusaha menenangkan anak gadisnya. Reno menarik napas panjang dan menoleh pada Alia. “Kita bicarakan ini nanti, Alia. Yang penting malam ini, kita selamat dulu.” Alia hanya bisa menunduk, bingung, hatinya hancur. Bayangan menikah ala princess harus gagal total hanya karena salah paham. Air mata pun menetes di pipinya. Salah satu warga membawa kain untuk menjadi pembatas. Kyai Hafid, yang menjadi tokoh a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN