“Alia, kalau berkuda nanti, boleh ajak Ummi juga, kan?” tanya Ali lagi, mencoba mencairkan suasana. “Ya iyalah,” jawab Alia dengan mata melirik ke arah kamar mandi. “Kalau Ummi nggak ikut, aku juga nggak mau pergi.” “Deal. Nanti kita bertiga berkuda bareng. Abi traktir es krim juga setelah itu,” ujar Ali sambil menyengir. Alia akhirnya tersenyum tipis, lalu merubah wajahnya kembali datar --- Setelah tujuh hari penuh suasana rumah dipenuhi lantunan doa untuk almarhumah Salma, hari ini rumah itu terasa lebih ringan. Wajah Ali juga terlihat lebih segar. Tak ada lagi pakaian hitam atau tangis duka—yang ada hanya semangat baru untuk kembali menjalani hidup, demi wanita-wanita yang masih bersamanya. Pagi itu, Ali membawa Amira dan Alia ke sebuah tempat berkuda di pinggiran kota. Tempatnya