“FAKIIIH!” teriak Reno sambil meraih bantal kursi dan melemparkannya ke arah adik iparnya, yang langsung kabur sambil tertawa keras. Setelah diusir Reno dari ruangannya, Fakih menghela napas panjang lalu berjalan ke ruangan sang kakak. Ia mendorong pintu perlahan, lalu mendapati Alia tengah duduk di balik meja, serius menatap laptop dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Fakih langsung tersenyum lebar. “Pantes aja Bang Reno suka banget sama loe. Nah, loe seksi gini!” Alia mendongak dengan kaget, lalu melotot tajam. “Loe… loe! Gini-gini, gue ini kakak kamu! Panggil gue Mbak!” Alia langsung menggetok kepala adiknya dengan pulpen. “Aduh!” Fakih meringis sambil mengusap kepalanya. “Ya ampun, Mbak Alia ini galak banget! Gue kan cuma muji!” “Muji apaan?!” Alia menyipitkan mata. “Kala