“But I'm a sad liar, sad liar
Tapi, aku adalah seorang pembohong yang sedih, pembohong yang menyedihkan
Now you know, now you know
Kini kau tahu, kini kau tahu
I'm a sad liar, sad liar
Tapi, aku adalah seorang pembohong yang sedih, pembohong yang menyedihkan
Now you know, you're free to go
Kini kau tahu, kau bebas untuk pergi ke mana pun yang kamu inginkan...”
Seperti biasa mereka berempat mulai bernyanyi bersama. Dengan aransemen musik maupun lirik yang terdengar begitu ciamik dan sempurna sama sekali tidak seperti band kecil pinggiran yang hanya eksis untuk hiburan para masyarakat kelas bawah seperti mereka. Keindahan yang band tersebut suguhkan pada para pendengar dan penggemarnya sungguh luar biasa. Sama sekali tidak memberi kesal bahwa penampilan yang mereka suguhkan hanya pertunjukan gratisan yang bisa dengan mudah orang nikmati. Sungguh luar biasa dan memiliki cita rasa seni tingkat tinggi.
“Did all our dreams never mean one thing?
Apakah semua mimpi yang kita miliki tak pernah ada artinya?
Does happiness lie in a diamond ring?
Apakah kebahagiaan kelak hanya akan ada pada cincin yang miliki mata permata?
Oh, I've been askin' for sadness, sadness, sadness
Oh, selama ini aku memang meminta kesedihan, kesedihan, berikan saja aku kesedihan…”
Gan Skuy kembali bernyanyi secara solo. Dengan kualitas vocal terbaik yang ia punya. Untuk “menunjukkan” sekaligus mengukuhkan jati dirinya sebagai “the one and only alias satu-satunya” vokalis untuk band amatir tidak terkenal mereka.
Children of the Babylon. Para Anak-Anak yang berasal dari Babel.
I wage my war, on the world inside
Aku lancarkan perangku, di dalam hati
I take my g*n to the enemy's side
Aku arahkan senapanku ke sisi mereka yang bertentangan
Oh, I've been askin' for sadness, sadness, sadness
Oh, selama ini aku meminta (percayalah padaku, sayang), kesedihan
So look me in the face, tell me what you see
Maka tataplah tepat ke wajahku, katakan apa yang tengah kau saksikan
Perfect paradise tearin' at the seams
Surga yang sempurna adanya telah luluh lantak begitu saja
I wish I could escape it, I don't wanna fake it
Andai aku bisa pergi, aku tak ingin pura-pura terus
Wish I could erase it , make your heart believe
Andai aku bisa menghapusnya, membuat hatimu percaya…”
Rev 4 Rebellion si pemain pianika melepaskan s*****a dari mulutnya. Kembali bernyanyi yang mana kali ini hanya bersama dengan Gan Skuy. Hamonisasi yang diciptakan oleh perpaduan suara kedua anak muda laki-laki itu. tampaknya memang jadi “duet” yang paling dinanti karena terasa paling istimewa. Bukan bararti yang lain tidak istimewa juga.
“But I'm a sad liar, sad liar
Now you know, now you know
I'm a sad liar, sad liar
Now you know, you're free to go
I can't breathe, I can't be
I can't be what you want me to be
Believe on me, this one time
Believe on me”
Gan Skuy kembali bernyanyi seorang diri kala Rev 4 Rebellion kembali memainkan alunan dari pianikanya yang terdengar sangat professional dan mampu dengan sopan masuk ke rongga pendengaran para penikmat mereka. Tak terasa seperti dimainkan oleh seorang amatiran.
“But I'm a sad liar, sad liar
Now you know, now you know
I'm a sad liar, sad liar
Now you know, you're free to go
Please believe on me
Please believe on me forever…”
Seorang anak remaja laki-laki berpakaian kumuh yang kelihatan masih berusia tanggung langsung mendirikan tubuh untuk mengapresiasi penampilan para member band amatir Children of the Babylon. Yang nyaris tidak pernah mengecewakan. Hanya memang beberapa saat belakangan ini saja mereka sedikit membuat “kecewa” karena jarang unjuk performa.
Plokplokplok!!! Suara gemuruh tepuk tangan yang terus saling bersahutan menyambut pada member Children of the Babylon setelah itu. Tak peduli tua ataupun muda. Semua secara riang gembira memberi apresiasi untuk sekelompok manusia baik yang selalu berusaha memberi hiburan berkualitas tanpa sedikit pun harapkan imbalan.
Sungguh perbuatan yang sangat mulia lagi terpuji. Orang-orang yang bersedia memberi kebahagiaan untuk penghuni kaum pinggiran seperti mereka. Tak ubahnya seperti malaikat.
Pikiran polos orang “susah” seperti mereka hanya berpikir, “Orang ‘kurang kerjaan’ seperti mereka itu pasti tidak punya masalah dalam hidupnya, ‘kan?”
“Terima kasih semuanya. Jangan lupa untuk terus nantikan penampilan kami yang selanjutnya, ya,” ucap Gan Skuy seraya melambaikan tangan ke arah para penonton yang belum usai bersorak sorai.
Terlebih penonton yang para perempuan. Mereka masih saja berteriak kegajean untuk mengelu-elukan wajah Gan Skuy si vokalis yang dinilai memiliki visual paling tampan. Sebenarnya Add Me A, Rev 4 Rebellion, dan Is is Ist juga memiliki wajah yang tampan…
(NB: khusus untuk Is is Ist ia memang dianggap sangat tampan untuk para penggemar yang punya “selera tidak biasa”. Tau lah ya maksudnya apa)
…tapi, kalau mereka mah kelihatan lah muka muka orang susah. Kalau Gan Skuy itu benar-benar memiliki rupa ideal untuk para perempuan akan sosok pangeran dari negeri khayalan yang sangat idaman.
Pertunjukan band amatir mereka, Children of the Babylon malam itu pun berakhir sampai di sana. Tapi, last but not least. Hanya berakhir untuk saat ini, namun belum berakhir dalam artian yang jauh lebih penting.
*
Akan tetapi, di saat yang sama masalah yang berbeda masih harus tetap diselesaikan. Tak bisa menggantung terlalu lama atau dibiarkan. Ini semua soal tanggung jawab dan juga dedikasi di antara para pemilik Voice of the Babylon yang berkumpul dalam band Children of the Babylon.
Akhirnya keempatnya memutuskan untuk makan bakso pinggir gerobakan yang biasa masih buka sampai malam. Pemilik gerobak bakso itu akrab dipanggil dengan nama Bang Samson. Pemberian nama itu pun bukan tanpa penyebab. Bang Samsom memiliki tubuh yang cukup tinggi dengan otot bisep dan trisep yang memiliki bentuk nyaris sempurna. Belum lagi otot-otot di bagian tubuh yang lain. Rumor beredar bahwa saat siang Bang Samsom akan bekerja sebagai kuli bangunan. Tapi, ada juga rumor yang berkata bahwa pria dengan wajah pas-pasan itu sebenarnya merupakan agen intelijen yang sedang menyamar. Atau bahkan seorang anggota komplotan kelompok kejahatan. Ada juga yang bilang bahwa ia merupakan seorang penagih hutang yang bekerja di suatu badan perkreditan.
Semua rumor yang beredar mengenai identitas sebenarnya dari pria yang kelihatan ada di kisaran usia empat puluh tahunan itu. Terkadang (atau bahkan memang begitu adanya) membuat ia jadi lebih terkenal timbang bakso dagangannya sendiri.
Mari kita sudahi cerita tentang Bang Samsom. Dan mari kembali melihat apa yang terjadi pada para member dari band amatir yang gemar menunjukkan kebolehan bermusik mereka di daerah yang “kumuh” dan juga pinggiran kota itu.
Children of the Babylon.
“Aku mohon, Bang Add Me A,” pinta Gan Skuy lirih dengan tatapan mata berkaca-kaca memohon iba.
“Kesalahan yang kamu lakukan kali ini itu fatal banget, Gan Skuy. Aku sama sekali gak peduli sama apa yang udah sampai buat kamu sampai memutuskan untuk melakukan hal seburuk itu. Tapi, yang jelas aku nggak mau bersikap lembek,” jawab Add Me A datar seraya menyeruput lembut kuah baksonya yang terasa “micin” sekali.
“Aku sudah bilang kalau aku mengaku salah, ‘kan? Apa itu masih kurang cukup? Aku juga sudah berlapang d**a kalau Abang dan yang lain ingin memberi aku hukuman seperti apa pun. Kalau sudah begitu ya sudah, dong,” balas Gan Skuy “sedikit” memaksakan opininya sendiri.
Add Me A tak mengatakan apa pun lagi. Malah menambahkan sambal ke mangkuk baksonya dalam porsi yang cukup banyak.