Saat semua member Children of the Babylon mengeluarkan suara mereka yang sangat merdu dan memanjakan telinga. Bagian itu nyaris akan selalu jadi bagian yang paling difavoritkan para penggemar setia mereka dari tiap penampilan yang diselenggarakan,
“I’ve spent all of the loss I saved
Aku telah menghabiskan semua kehilangan yang telah aku simpan
We were always a fake love game
Kita selalu kehilangan dalam permainan cinta penuh kepalsuan
Small town boy in a big arcane
Anak kecil di dalam batin kota yang besar
I got addicted to a losing game
Aku kecanduan hingga kalah bermain
Ohohohoh, ohohohoh
All I know, all I know
Semua hal yang aku tahu
Losing you is a fake love game
Kehilangan dirimu sudah seperti bermain dalam cinta yang penuh dengan rasa palsu”
Hingga tiba saat di mana Gan Skuy harus kembali bernyanyi seorang diri,
“How many pennies are in the slot?
Berapa banyak penni yang ada di dalam slot
Giving us up didn’t take a lot
Menyerah tidak memakan banyak waktu
I saw the end ‘fore it begun
Aku melihat akhirnya sebelum itu dimulai
Still I carried, I carried, I carry on
Masih aku yang membawa, membawa, membawanya”
Semuanya kembali bernyanyi,
“Ohohohoh, ohohohoh
All I know, all I know
Losing you is a fake love game
Ohohohoh, ohohohoh
All I know, all I know
Semua yang aku tahu
Loving you is a phony love game
Kehilangan dirimu sama arti dengan bermain dalam cinta penuh kepalsuan”
Waktunya Gan Skuy unjuk gigi “seorang diri” lagi,
“I don’t need your games, game over
Aku tidak ada urusannya lagi dengan permainan yang kamu mulai, permainan sudah berakhir di antara kita
Get me off this roller coaster
Keluarkan aku dari roller coaster ini yang seperti tanpa ujung ini”
Tidak seperti biasa. Kali ini hanya Rev 4 Rebellion yang mengeluarkan suara indahnya. Seperti memberi warna baru untuk para penonton setia yang telah mengikuti penampilan “memabukkan” mereka sejak awal.
“Oohohoh, ohohohoh
All I know, all I know
Semua yang aku tahu, semua yang aku tahu
Losing you is a fake love game
Cerita soal kehilangan dirimu adalah bagai bermain dalam cinta penuh kepalsuan
Ohohohoh, ohohohoh
All I know, all I know
Losing you is a fake love game…”
*
“Wah, malam ini juga kita sukses besar ya menghibur para jiwa yang kesepian itu,” ucap Gan Skuy dengan intonasi ceria seraya merangkul Add Me A yang lebih tinggi darinya di sisi kanan. Dan Is is Ist yang lebih pendek darinya di sisi kiri.
Sementara Rev 4 Rebellion yang bahasanya jadi “tokoh utama” dari penampilan Children of the Babylon malam itu. Ia malah melangkah lumayan jauh dari para member yang lain. Wajahnya yang sedikit pucat juga tampak tidak semangat.
“Semuanya, malam ini sebelum pulang ke rumah masing-masing. Bagaimana jika aku traktir kalian semua nasi goreng?” tawar Gan Skuy ramah. Ia harap agar bisa membuat kembali normal hubungan dari semua anggota yang ada di sana. Terlepas dari masalah apa pun yang tengah mendera mereka saat ini yang tak bisa tentramkan jiwa.
“Aku sedang tidak lapar,” jawab Rev 4 Rebellion seraya berusaha untuk makin menjauh saja dari semua orang yang ada di sana.
Is is Ist melepaskan diri dari rangkulan Gan Skuy dan mengejar anak remaja itu, “Tunggu!”
Tertinggallah Gan Skuy dan Add Me A. Pria itu tidak merespon apa pun pada tawaran Gan Skuy. Ia pun tetap menggiring pria itu menuju tempat abang nasi goreng favorit biasa mangkal.
*
“Apa makanannya masih ada, Bang?” tanya Gan Skuy.
“Masih ada dong, Bos,” sahut abang nasi goreng bernama Bang Jali, "Udah ada firasat saya Bos pada mau datang, makanya saya sisakan agar bisa memuaskan sekaligus tetap bertahan jadi pelanggan setia saya. Haha."
“Wah, bisa aja kamu, Bang. Ya udah deh, kalau gitu nasi goreng pedes level lidah mertua satu sama… kamu apaan, Bang?” tanya Gan Skuy ke lelaki lebih tua yang berdiri di belakangnya.
“Sama aja, deh. Lagi malas aku mikir mau makan apa atau menu yang gimana,” jawab Add Me A seraya mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Menghisap, lalu, huuhh. Menghembuskan ke udara sampai asapnya menghilang karena bersatu dengan oksigen yang dihirup oleh orang banyak lain.
Mereka berdua pun duduk di bangku yang terletak di sebuah bawah pohon besar.
“Baru tau aku. Ternyata kamu melakukan hal tidak sehat itu juga ya, Bang,” komentar Gan Skuy ramah. Sebenarnya ia cukup terkejut dan kalimatnya miliki makna tanya. Tapi, karena ia merasa tidak enak juga, jadi ia berusaha agar percakapan mereka tidak jadi terasa kurang nyaman untuk lelaki itu.
“Kamu liat aja sendiri gimana,” balas Add Me A ketus. Tak juga miliki minat untuk memperpanjang bahasan yang sepertinya memang tidak penting dan tidak seharusnya ditanyakan itu. Mau hal sehat atau tidak sehat dalam pandangan orang lain yang ia lakukan juga semua itu sama sekali bukan urusan siapa pun. Terlebih Gan Skuy kan bukan siapa pun juga untuknya yang ada di posisi pantas beritahu ia apa saja hal yang pantas untuk dilakukan maupun yang tidak. Menyebalkan sekali. Jadi buat risih saja, 'kan.
Tak lama kemudian Bang Jali mengantarkan pesanan keduanya. Di hadapan sepiring nasi goreng panas yang memiliki wangi super harum yang terasa aroma pedas cukup nyegrak. Gan Skuy ingin memulai tujuan utama acara traktirannya malam ini. Agar setidaknya tak sampai menimbulkan luka sampai esok hari.
“Ada masalah apa sih Abang sama Mbak Is is Ist dan R 4 R?” tanya Gan Skuy pada akhirnya. Setelah nasi goreng di piring mereka telah tandas separuhnya.
“Bukan urusan kamu,” balas Add me A tanpa sedikit pun melihat ke arah remaja di depannya.
“Tentu saja urusanku juga, Bang. Kalau Abang masih menganggap aku bagian dari Children of the Babylon. Band amatir yang kita berempat dirikan atas asas saling butuh. Masalah apa pun yang terjadi di dalamnya itu bakal jadi masalah bersama,” balas Gan Skuy. Mungkin Add me A bisa merasa lebih bebas dalam mengatakan apa pun karena usianya paling tua. Tapi, dalam Children of the Babylon kedudukan semua member itu sama.
Add Me A meletakkan piring nasi gorengnya yang sudah tandas di bawah bangku. Ia berkata, “Aku habis ‘membelai’ manja perutnya Rev 4 Rebellion. Tepat setelah dia habis dikasih makan sama cewek itu.”
Gan Skuy langsung terhenyak saat itu juga. Andai tak segera ia kuasai kembali dirinya. Pasti sudah ia jatuhkan piring nasi goreng yang masih ada isinya itu. Untuk beberapa saat Gan Skuy sampai tidak bisa bergerak saking kagetnya. Tak pernah ia sangka Add Me A yang selama ini selalu tampil cukup dewasa dan asyik. Bisa melakukan hal serta mengatakan kalimat yang bisa dibilang cukup kasar.
“Udahan, yuk. Bang Jali kayaknya udah mau beres-beres, tuh,” ajak Add Me A seraya mendirikan tubuh.
Tanpa menjawab. Gan Skuy segera menyendokkan suap demi suap besar nasi goreng yang masih tersisa ke dalam mulutnya. Ia pun turut berdiri dan menghampiri Bang Jali. Ia menyerahkan selembar uang pecahan paling besar pada pria bertubuh kecil dengan kulit sawo matang itu.
Bang Jali langsung membuka laci uang dan merogoh untuk mencari kembalian. “Bentar ya, Bos.”
“Kembaliannya gak usah, lah. Lain kali kalau ada temen saya,” Gan Skuy mengarahkan tangannya ke Add Me A yang membelakanginya. “yang mau makan di sini sekali dua kali gratisin aja, ya.”
Bang Jali tersenyum lebar. “Kalaugak ada?” tanyanya jahil.
“Ya buat Abang aja udah,” jawab Gan Skuy seraya menepuk punggung pria di depannya.
Add Me A dan Gan Skuy pun berjalan bersama menyusuri pedestrian yang sebenarnya cukup bagus sudah seperti di luar negeri. Tapi, tidak di pinggiran atau di atas bangku kayu tengah terlelap mereka yang tak cukup beruntung untuk memiliki atap guna menaungi istirahat di saat malam.