“Eheem…” Tiba-tiba terdengar suara dehem seorang perempuan yang masuk dan kaget melihat posisi kami. Baik aku dan Mas Rendra melihat ke arah sumber suara dehem itu. Seorang perempuan cantik! *** “Eeh Mbak Reina. Silakan mbak, sendirian saja? Mana Abdi?” Mas Rendra segera menjauhkan tubuhnya dariku. Beruntung ada si mbak cantik ini, siapa tadi namanya? Reina? Abdi?? Ooh ini calon pengantin itu ya? Ya ampuuun cantik sekali si mbak ini. Sempurna sekali sebagai seorang perempuan, cantik, tinggi, anggun tapi wajah, mata dan senyumnya terlihat ramah. “Hai Mas Rendra, apa kabar? Ada, lagi ke toilet dulu, nanti menyusul ke mari. Hai Mbak Renata, gimana? Sudah merasa baikan?” Tanya perempuan cantik ini dengan nada ramah. “Nata, kenalkan ini Reina Adikusumo, pemilik rumah sakit ini. Calon is