“Nata, minggu depan mama dan papa ada acara syukuran keluarga. Mau tidak mau kamu harus hadir karena bagaimanapun juga kamu merupakan salah satu anggota keluarga.” Mama Mayang yang datang sore itu memberikan sebuah undangan yang sekaligus pernyataan - karena tidak mungkin aku bantah - untuk aku hadir di acara syukuran itu. “Tapi apakah aku harus melakukan itu mah? Mama tahu kan kalau aku tidak nyaman kalau harus berada di keramaian apalagi dengan statusku ini.” Jawabku, coba memohon pada mama agar aku tidak perlu hadir. “Justru itu Nata, mama dan papa sudah berencana untuk memperkenalkanmu, jadi biar mereka yang diluaran sana tidak terus menerus menghujat dan melakukan perundungan padamu.” Jawab Mama Mayang dengan lembut, tapi tetap saja merupakan paksaan bagiku. Aku menghela nafas panj