Sungguh aku berharap bisa meraih pisau itu dan membalas dendam pada Kak Feli. Tangan kananku sudah terangkat hendak mengambil pisau itu. Tapi mendadak terlintas senyum Ibu dan Mbak Keyna yang seperti melarangku. Di mataku tampak keduanya menggeleng tapi tanpa suara. Aku jadi meragu, benarkah hendak melanjutkan niatanku ini? Tanganku menggantung di udara tapi akhirnya aku urungkan niatan itu saat kudengar sepert ada suara Aliesya mengingatkanku untuk tidak melakukan itu. “Tidak ibu, jangan… Ibu orang baik.” Fix! Aku tidak jadi melaksanakan rencana dadakan itu. Aku membuang nafas panjang dengan kesal. Jadi yang bisa kulakukan sekarang hanyalah melihat Mas Rendra yang menolak pelukan Kak Feli. Kedua tangan Mas Rendra sengaja merenggangkan tubuh Kak Feli, menjauhkannya. Bahkan Mas Rendra