“Apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan maafmu Renata?”
Aku menunjuk ke arah pintu dan berkata dengan nada tajam, “Keluar!”
***
“Nata, tolong….” Mas Rendra kaget karena aku mengusirnya.
“Aku benci kamu! Pergi!” Kembali aku menunjuk ke arah pintu. Mas Rendra menjambak rambutnya dengan frustasi.
“Keluar atau aku yang akan pergi dari rumah ini!” Ancamku.
Wajah Mas Rendra memucat, dia jadi panik dengan ancamanku. Kemudian dia berdiri dan melangkah ke luar kamar dengan lesu. Saat di depan pintu, sebelum membukanya, dia berhenti.
“Aku tidak akan berhenti meminta maaf sampai kamu memaafkan aku, Renata. Aku akan lakukan apapun asalkan kamu beri maaf dan tetap berada di rumah ini.” Dia berkata seperti itu dengan tubuh membelakangiku, tidak mau melihat ke arahku.
Mas Rendra kemudi
