Alea baru saja membuka matanya setelah hampir seharian ini tidur di dalam kamar kosnya. Rasanya lelah sekali dan begitu bangun, meregangkan otot tubuhnya dibarengi dengan suara perutnya yang berbunyi tanda ia sedang lapar. Ingat terkahir kali dia makan ketika tadi pagi bersama Kaisar. Ah, mengingat pria itu membuat Alea jadi berpikir apa yang sebenarnya ada dalam otak Kaisar. Benarkah pria itu memang mulai berbaik hati padanya. Alea bangkit dari rebahannya. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Lumayan lama dia tidur tadi. Setelah mencuci wajah, Alea keluar dari dalam kamarnya berniat untuk membeli sarapan. Namun, saat melewati pos jaga depan yang dekat gerbang, seseorang memanggil namanya. "Mbak Lea!" Alea mendekat. "Iya, Pak." "Ini ada titipan makanan untuk Mbak Alea." "Makana