Ruang tunggu rumah sakit siang itu terasa lebih riuh dari biasanya. Bau obat-obatan yang khas bercampur dengan aroma antiseptik menusuk hidung, membuat suasana semakin terasa kaku. Pasien silih berganti datang dan pergi, sebagian duduk termenung dengan wajah lelah, sebagian lain berbincang untuk mengusir bosan. Dias duduk di kursi panjang, tubuhnya sedikit membungkuk, kedua tangannya saling meremas di pangkuan. Wajahnya terlihat pucat karena menahan lelah sejak pagi, sementara ibunya duduk di samping, sesekali menoleh padanya dengan tatapan cemas. Di sisi lain, Derian duduk tenang, meskipun jelas terlihat kalau ia bukanlah bagian dari keluarga kecil itu. Namun caranya bersikap membuat orang lain yang melihat akan mengira ia adalah kerabat dekat. Sesekali ia bangkit, menawarkan minum, atau