“Kai, sepertinya aku nggak bisa terima barang ini.” Kata-kata Alea jelas terdengar di telinga Kaisar. Pria itu mengernyitkan kening, tak paham dengan maksud istrinya. “Kenapa?” tanya Kaisar, masih dengan nada heran. “Kamu nggak mikir apa dampaknya saat kasih barang yang sama untuk istri dan pacar kamu? Kalau semisal Dias tahu jika ada orang lain yang memakai barang sama dengannya, apa dia nggak kecewa?” Nada Alea terdengar tenang, tapi tajam, seperti pisau yang menusuk perlahan ke dalam. Kaisar seakan tak mampu membantah. Ia hanya bisa menelan ludah. “Jangan mikir terlalu jauh, Le,” jawabnya ringan. Tapi entah kenapa ucapannya justru terdengar seperti mengabaikan perasaan istrinya. Alea membuang napas kasar. Wajahnya yang cantik menegang menahan amarah. “Aku hargai usaha kamu untuk m