Kaisar membuka pintu rumah dengan langkah gontai. Jam dinding sudah menunjuk hampir tengah malam. Beban pikiran yang tidak pernah berhenti berputar tentang Dias dan Alea, membuat tubuhnya terasa jauh lebih berat dari biasanya. Rumah sunyi. Hanya suara detik jam dan sesekali bunyi cicak yang terdengar. Lampu ruang tengah masih menyala, tapi samar-samar. Tidak nampak Alea di sana. Kaisar berjalan ke arah kamar dengan langkah pelan. Begitu pintu kamar terbuka, matanya langsung menangkap sosok Alea yang sudah terlelap. Perempuan itu berbaring miring, wajahnya terlihat begitu tenang dalam tidur. Selimut menutupi tubuhnya hingga sebatas bahu. Rambut hitam panjangnya tergerai di bantal, membuat wajahnya tampak semakin lembut. Kaisar menarik napas panjang. Ada rasa lega yang aneh hanya dengan m

