Begitu masuk ke dalam mobil, Kaisar menyalakan mesin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Hening. Hanya suara deru mesin dan hembusan AC yang terdengar. Alea menatap jendela, menyaksikan lampu kota yang berkelebat cepat, tapi pikirannya berputar tak menentu. Kenapa Kaisar terlihat marah? Apakah karena ia terlalu lama di rumah sakit? Atau… apakah ada sesuatu yang membuatnya curiga? Dalam hati Alea bertanya-tanya. “Kai!” suara Alea pelan, mencoba membuka percakapan. Tak ada jawaban. Kaisar hanya menggenggam setir lebih erat, rahangnya mengeras, dan matanya lurus menatap jalan. Alea menggigit bibir bawahnya, merasa canggung. “Apa ada yang salah?” Masih tak ada respon. Keheningan itu terasa berat, menekan d**a Alea hingga ia nyaris sesak. Kaisar memang sering diam jika marah, tapi kali ini