Hari beranjak siang. Pekerjaan rumah sudah selesai Alea kerjakan. Rumah ini tidak terlalu besar jadi Alea tidak seberapa repot membersihkan. Alea duduk di sofa ruang tengah. Kedua lututnya ia lipat, sementara jemarinya sibuk menggulir layar ponsel. Grup w******p rumah sakit, tempat semua perawat dan staf medis berkumpul, sedang ramai membahas satu hal: dokter baru. Bukan sekadar dokter baru, tapi seorang perempuan muda, cantik, dan—kalau dilihat dari unggahan yang tersebar—terlihat begitu akrab dengan dokter Andika. Alea menahan napas sejenak, lalu memperbesar salah satu foto yang dikirim oleh temannya. Tampak Andika berdiri di samping seorang dokter perempuan berjas putih. Mereka sama-sama tersenyum. Wajah wanita itu bersih, anggun, dan penuh percaya diri. Senyum yang terlukis di bibi