46. Bantuan Derian

1074 Kata

Siang yang panas, keheningan melanda. Hanya suara jarum jam di ruang tamu yang berdetak lambat seolah mengejek Dias yang duduk sendirian di sofa. Ponselnya tergeletak di meja, layar masih menyala dengan pesan terakhir dari Kaisar. [Aku tidak bisa ikut menemani besok. Ada urusan pekerjaan. Nanti aku kirimkan seseorang untuk menemani kamu ke rumah sakit.] Dias membaca ulang kalimat itu untuk yang kesekian kali. Rasanya seperti ditusuk jarum kecil berkali-kali. Sakitnya mungkin tidak akan membuat darah mengalir, tetapi cukup membuat hatinya perih. Sejak awal ia tidak meminta banyak, hanya ditemani. Hanya ditemani, itu saja. Dia menunduk, meremas jemarinya sendiri. “Apa sesulit itu bagimu, Kaisar? Hanya sekadar duduk di ruang tunggu, menemaniku bicara dengan dokter, apa itu berat sekali?” g

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN