Mobil hitam milik Kaisar berhenti perlahan di depan sebuah rumah. Rumah itu sederhana, dengan teras mungil yang dipenuhi pot-pot tanaman gantung. Jauh dari mewah, tapi begitu akrab dan hangat. Dias membuka pintu penumpang dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Tangannya meraih dua kantong belanja berisi barang-barang yang tadi dibelikan Kaisar: Baju, sepatu, dan beberapa keperluan kecil yang entah kenapa semuanya terasa manis di mata Dias. “Kamu yakin nggak mau mampir sebentar?” tanya Dias sambil menoleh ke Kaisar yang masih duduk di belakang kemudi. Kaisar tersenyum kecil. “Aku mampir sebentar aja. Nggak enak sama Ibu karena sudah membawa putrinya sampai malam begini.” Dias tertawa pelan. “Pasti Ibu senang kalau tau kamu datang. Ayo!" Kaisar turun dari mobil, mengambil satu kanto