Bab 58. Omongan tetangga

1115 Kata

“Astagfirullah, kenapa aku gak engeh sama dasterku,” keluh Nailah sesampainya di kamar. “Lagian kenapa masih pagi sudah ke sini, harusnya siang kek, atau sore kek, kayak gak ada kerjaan aja ... tapi eeh tunggu dulu hari ini mau terapikan,” gumam Nailah sendiri baru teringat. Sementara itu sepeninggalnya Nailah masuk ke kamar, tibalah Bu Salwa dari warung sayur dan melihat Keenan masih berdiri di ambang pintu. Gimana dia gak masih berdiri di sana, wong belum disuruh masuk sama Nailah yang keburu kabur. “Loh Keenan, kapan sampai? Kok malah berdiri di sini, ayo masuk ke dalam,” pinta Bu Salwa sambil celingak-celinguk melihat ke dalam. Keenan menolehkan wajahnya ke bahu. “Baru tiba tadi Bu,” jawab Keenan apa adanya sembari melepaskan kedua sepatunya. “Silakan duduk Keenan, mau minum teh at

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN