“Haiyah Mas Aidan, itu hanya sebagai tanda pertemanan. Aku sudah anggap Gendis adik sendiri. Ayo duduk sini!” Karena sadar Aidan cemburu, Abit pun merangkul pundak Aidan dan menyuruh Aidan duduk di sampingnya. Aidan melepas sendalnya dan segera naik ke pos untuk duduk di samping Abit. Pandagan Gonzales masih sinis menatap Aidan, sedangkan Aidan yang merasa ditatap Gonzales pun balas menatap dengan tajam. Tatapan Aidan pada Gonzales penuh intimidasi, kalau Aidan tinggal di dunia fantasi, sudah pasti mata Aidan akan mengeluarkan api saat melihat Gonzales. Aura yang tadinya hangat, kini tampak mencekam karena ulah Gonzales dan Aidan. Abit, Pak Harun dan bapak-bapak yang lain bingung melihat dua orang yang tengah adu tatapan. “f**k you!” umpat Aidan pada Gonzales tanpa suara. Pria itu di