Pratama, Febia, Aidan, kini duduk tepat di hadapan Pak Harun, Listya dan Gendis. Setelah kemarahan Febia, Listya pun diam. Kini mereka duduk saling menatap, tidak ada yang berniat membuka suaranya. Listya masih mengatur napasnya yang naik turun, sumpah demi apapun Listya tidak iklas bila anaknya tinggal di sini sebagai pacar Aidan. Gendis ijin padanya untuk kerja, tetapi yang terjadi malah Gendis dan Aidan pacaran. “Gendis, kemasi barang-barangmu. Ayo kita pergi dari sini!” ujar Listya akhirnya. “Bu, kenapa? Gendis di sini baik-baik saja,” ujar Aidan. “Tidak akan baik-baik saja kalau kalian pacaran. Lebih baik aku bawa Gendis pulang,” jawab Listya. “Selama ini aku sudah menjaga Gendis dengan baik, apa yang ibu khawatirkan?” “Kamu gak akan tahu khawatirnya seorang ibu saat anaknya