49. Poros Cinta

1989 Kata

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh belas lebih tiga puluh menit. Semburat jingga menyorot tepat ke tepian pantai hingga memantulkan cahaya yang indah. Melihat matahari terbenam menjadi impian Lintang sejak masa sekolah dulu. Membayangkan sinar samar-samar dari sang mentari yang lambat laun terbenam membuat perasaan lebih baik. Sepasang anak manusia tengah berjalan-jalan di tepian pantai dengan kaki telanjang. Tangan keduanya pun saling bertautan dengan erat. Suara deburan ombak yang pelan membuat Davit dan Lintang sesekali tersenyum. Berdua menghabiskan waktu bersama, tanpa kesibukan di kota dan pekerjaan, rasanya membuat pikiran lebih fresh dari sebelumnya. Itulah yang dirasakan Davit dan Lintang. Saat ini mereka tengah menikmati pasir pantai di kaki mereka, dan pemandangan indah mat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN