33. Hasutan

1739 Kata

Naina baru saja turun dari taksi yang membawanya ke sebuah cafe di pinggir kota. Cafe yang lumayan dekat dengan kampus dan pusat perbelanjaan, sengaja dia mengajak bertemu dengan Randy di tempat yang lumayan ramai, hanya untuk menghindari prasangka buruk. Saat dia mendorong pintu kaca, aroma biji kopi sangrai dan mentega yang meleleh dari roti panggang langsung menyergap indranya. Pandangannya langsung tertuju ke sudut paling dalam. Di sana sesosok pria berambut sedikit agak gondrong yang duduk di sudut meja, meski mereka sudah satu bulan tidak bertemu, tapi Naina masih mengenalinya. Naina pun menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan perlahan. Barulah, dia memantapkan hati menghampiri pria itu. "Nai." Randy langsung melompat dari kursinya begitu Naina tiba di depan mejanya. Suaranya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN