Matahari pagi menyapu carport ketika Naina mengikuti langkah Chandra menuju mobilnya. Udara pagi yang sejuk menerpa kulit, tapi tidak cukup untuk meredam rasa tidak sabarnya. Tiga hari telah berlalu sejak dia terakhir masuk kantor, dan meski tubuhnya sudah merasa segar bugar, Chandra bersikeras agar dia tetap di rumah. "Besok, Nai, boleh masuk kerja, kan?" pinta Naina, suaranya bernada penuh harap. "Besok akhir pekan. Mau lembur?" Naina memberengut, lipatan halus muncul di dahinya. "Senin nanti baru boleh masuk kalau mau," tambah Chandra sebelum sempat Naina protes lebih lanjut. "Tapi itu lama sekali, Mas," keluhnya, kedua tangan melipat di depan d**a. "Cuma karena haid biasa, kok harus libur panjang begini." "Tidak apa-apa," Chandra mengatur dasinya di kaca spion. "Nikmati saja wakt

