186

1182 Kata

"Sini gue bantu.."  Kahfi memutar bola matanya. 'Masih aja modus!', batinnya lalu melempar sosis apel ke kaki Damar. "Lakinya disini!" dengus Kahfi membuat kakek Damar tertawa senang.  Rumah pria yang biasanya sepi itu kini mendadak ramai. Sekarang tidak hanya para pekerja rumah tangga yang berlalu lalang, tapi teman-teman baru cucunya. “Opa pikir, temen kamu cuma Lian. Opa sampai ngira kalian ada urusan lain selain pertemanan.” Kakek dari pihak ayah Damar tersebut mengatakannya dengan raut jenaka. Kontrak sekali dengan mimik wajah Damar yang selalu terkesan dingin.  “Damar selalu doyan wanita. Opa aja yang denial kalau ada kabar cucunya nidurin cewek!”  “Istri saya jadi saksi, dimana cucu Anda seorang pecinta wanita, Pak.” ujar Kahfi. Meski setengah tak rela karena Damar menargetkan i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN