Atala menggaruk tengkuknya. Ia berteman sangat lama dengan Kahfi dan Zahra. Gerak-gerik kedua manusia itu sungguh terbaca. Di atas kepala mereka masing-masing didiami seekor anjing yang terus menggonggong meski pasangan itu saling berdiam satu sama lain. “Jadi gue harus jadi saksi Mak Bapaknya Gama perang dingin?” Kahfi tak menyahut. Ia mengangkat gelas berisikan vodka yang memenuhi gelasnya. Menenggaknya dalam sekali tegukan. Dipihak lain, Zahra hanya memberikan tatapan tajamnya sebelum melakukan hal yang sama. Bedanya minuman yang wanita itu tenggak berisikan bir dingin yang persentase alkoholnya jauh berbeda dengan milik sang suami. “Anak-anak udah jalan?” “On the way, Bos. Tenang aja.” Pilihan Atala jatuh pada wine yang Kahfi bawa. Ia sempat memiringkan bibir, lalu beranjak menu