“Bobok Sayang..” bisik Kahfi ditelinga Zahra. Sampai di dalam kamar, Zahra tidak membual. Kekasih hatinya itu benar-benar menyenangkan dirinya lahir dan batin. Entah berapa pelepasan yang mereka capai bersama. Zahra terlalu menakjubkan jika hanya satu kali. “Nanti aku bilang ke Atala biar nego Mamanya.” Kahfi telah berjanji. Pantang untuk dirinya menarik setiap kalimat yang terucap. Kahfi tak risau. Ia masih memiliki tumpukan rongsokan yang bisa disulap menjadi gepokan uang. Hadiah-hadian ulang tahun dari sang papa cukup untuk membelikan Zahra berlian. Minta dua pun, Kahfi menyanggupinya. Belaian lembut kahfi berikan agar Zahra terlelap. Istrinya pasti lelah. Percintaan mereka memakan banyak waktu hingga matahari tak lagi terlihat diperaduannya. Setelah memastikan istrinya bermain-main