"Pah, pelan-pelan!” Mata Zahra bergerak awas, mencuri pandang pada tubuh putranya yang terlelap di atas ranjang. Jangan tanyakan apa yang sedang ia dan Kahfi lakukan, disaat si tampan kebanggan mereka itu memejamkan mata, karena dinding-dinding kamar pun tahu jawabannya. Bercinta, tentu saja.. Setelah berhasil menidurkan Gamalael yang selalu berdrama setiap malamnya, banteng bertenaga super kuat, mendorong Zahra terlentang ke atas sofa. Segala rayuan Kahfi lancarkan demi menarik perhatian sang istri. Sejak pulang dari apartemen milik mereka dulu, Kahfi yang pergi karena curhatan Atala kembali pulang dengan keadaan mimik wajah gusar. "Bukan gaya Papa banget, Mah!" Zahra melenguh. Gerakan Kahfi semakin tak terkendali. "Anak kamu bangun nanti, Pah!” peringatan tersebut membuat Kahfi men